Pengertian Interaksi Sosial
Posted by' Haryanto, S.Pd onFebruary 16, 2011
43
Interaksi sosial
merupakan hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan
antarindividu, individu (seseorang) dengan kelompok, dan kelompok dengan
kelompok. Tanpa adanya interkasi sosial maka tidak akan mungkin ada
kehidupan bersama. Proses sosial adalah suatu interaksi
atau hubungan timbal balik atau saling mempengaruhi antar manusia yang
berlangsung sepanjang hidupnya didalam amasyarakat. Menurut Soerjono
Soekanto, proses sosial diartikan sebagai cara-cara berhubungan yang
dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu
serta menentukan sistem dan bentuk hubungan sosial.
Pengertian Interaksi Sosial
Homans ( dalam Ali, 2004: 87) mendefinisikan interaksi
sebagai suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh
seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan
menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi pasangannya.
Konsep yang dikemukakan oleh Homans ini mengandung pengertian bahwa interaksi adalah
suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam interaksi merupakan
suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi pasangannya.
INTERAKSI
ANTAR INDIVIDU DAN ANTAR KELOMPOK
1. Pengertian Interaksi,
Individu, dan Kelompok
A. Interaksi
Secara Bahasa: inter
(antar/saling); action (tindakan).
Secara Etimologis: hubungan
timbal balik antarsesamanya.
Interaksi
sosial adalah hubungan timbal balik antara individu manusia dengan individu
lainnya, antara individu dengan kelompok atau antara kelompok dan individu. Interaksi merupakan
proses komunikasi diantara orang-orang untuk saling mempengaruhi perasaan,
pikiran dan tindakan.
A. Individu
Individu berasal dari kata latin,
“individuum” yang artinya yang tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan
yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.
Menurut pendapat Dr. A. Lysen kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai suatu kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan.Jadi, indivudu merupakan manusia perseorangan atau suatu makhluk yang sebagai kesatuan terbatas.
Menurut pendapat Dr. A. Lysen kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai suatu kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan.Jadi, indivudu merupakan manusia perseorangan atau suatu makhluk yang sebagai kesatuan terbatas.
B. Kelompok
kelompok adalah dua orang atau lebih yang mempunyai tujuan yang
sama, saling berinteraksi, saling adanya ketergantungan dalam mencapai tujuan
bersama, adanya rasa kebersamaan dan memiliki, mempunyai norma-norma dan nilai-nilai tertentu.
2.
Interaksi antar individu dan antar kelompok
A. Interkasi antar individu
1.
Yakni suatu
kejadian dimana Individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan
kepada individu lainnya.
2.
contoh : orang sedang bercakap-cakap, seorang
guru yang memarahi murid yang terlambat.
B.
Interaksi antar kelompok
1.
interaksi dimana kepentingan individu dalam
kelompok merupakan suatu kesatuan, dan berhubungan dengan kelompok lain.
2.
contoh : perlombaan sepak bola, tawuran antar
kelompok.
C. Menurut Charles
P. Loomis, ciri-ciri interaksi sosial adalah:
1.
Jumlah pelaku lebih dari satu orang.
2.
Komunikasi antarpelaku menggunakan simbol dan lambang.
3.
Ada dimensi waktu.
4.
Ada tujuan yang hendak dicapai.
3. Syarat terjadinya Interaksi Sosial
Menurut Soerjono
Soekanto, interaksi sosial terjadi karena terpenuhinya 2 syarat, yaitu:
a. Kontak sosial
1.
Kontak sosial adalah gejala sosial dimana
mereka berhubungan, bertatap muka antara dua individu atau kelompok
2.
contoh : orang berhadapan
Dalam Sosiologi, kontak
sosial dapat terjadi dengan atau tanpa hubungan fisik.
3.
Kontak sosial memiliki
sifat-sifat:
a. Bersifat positif jika menghasilkan kerja sama dan
bersifat negatif jika menghasilkan pertikaian.
b. Bersifat
primer jika pelaku interaksi bertemu muka langsung. Bersifat sekunder jika
melalui suatu perantara.
b. Komunikasi
1. Komunikasi adalah
penyampaian pesan dari satu pihak kepada pihak lain sehingga terjadi pengrtian
bersama. Dan hasilnya berupa reaksi.
2. Komunikasi memuat
komponen-komponen sebagai berikut:
a.
Komunikator : penyampai pesan
b.
Komunikan : penerima pesan
c.
Pesan : segala sesuatu yang disampaikan komunikator
d.
Media : sarana untuk menyampaikan pesan
e.
Efek : perubahan yang terjadi pada komunikan setelah
mendapat pesan dari komunikator
Adanya komunikasi menimbulkan kontak sosial. Akan tetapi, adanya
kontak sosial belum tentu menimbulkan komunikasi. Interaksi sosial juga dapat
terjadi melalui komunikasi nonverbal. Setiap pihak menyadari keberadaan pihak
lain yang dapat menyebabkan perubahan perasaan.
4. faktor yang mendasari terbentuknya interaksi
sosial
Interaksi sosial
dilandasi oleh beberapa faktor, baik dari dalam diri manusia itu sendiri maupun
dari luar.
1. Faktor dari dalam manusia meliputi:
a.
Dorongan kodrati sebagai makhluk sosial
b.
Dorongan untuk memenuhi kebutuhan
c.
Dorongan untuk mengembangkan diri
2. Faktor dari luar manusia
a.
Imitasi : proses sosial atau
tindakan seseorang untuk meniru orang lain melalui sikap, penampilan, gaya
hidupnya, bahkan apa saja yang dimiliki orang lain. Imitasi bisa membawa dampak
positif dan negatif, tergantung dari yang ditiru.
b.
Identifikasi
: upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk menjadi samadengan orang lain yang
ditirunya.
c.
Sugesti : rangsangan, pengaruh
atau stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lainnya
sedemikian rupa, sehingga orang yang diberikan sugesti tersebut menuruti apa
yang disugestikannya tanpa berfikir lagi secara kritis dan rasional (bersifat
negatif).
d.
Motivasi : rangsangan, pengaruh
atau stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lainnya
sedemikian rupa, sehingga orang yang diberikan motivasi tersebut menuruti apa
yang dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh rasa tanggung jawab (bersifat
positif).
e.
Simpati : suatu proses kejiwaan,
di mana seorang individu merasa tertarik kepada seseorang atau sekelompok
orang, karena sikapnya, penampilannya, wibawanya, atau perbuatannya yang
sedemikian rupa.
f.
Empati: mirip dengan
simpati, tapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja tapi dibarengi perasaan
yang sangat dalam.
5. Bentuk-Bentuk Interaksi
Sosial
Menurut Gillin and
Gillin, proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial ada 2,
yaitu:
1. Proses
Sosial Assosiatif
Adalah proses sosial
yang menuju terbentuknya persatuan/integrasi sosial dan mendorong terbentuknya
pranata, lembaga atau organisasi sosial. Yang termasuk proses sosial
sssosiatif, antara lain:
a. Kerja sama
Adalah usaha bersama antara
individu dengan individu lainnya, antar individu dengan kelompok atau kelompok
dengan kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama timbul saat seseorang
menyadari bahwa mereka punya kepentingan bersama. Kerja sama menuntut adanya
pembagian kerja dan keadilan, sehingga rencana kerja sama dapat tercapai dengan
baik untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama akan bertambah kuat bila ada
bahaya dari luar yang mengancam kelompoknya.
Ditinjau dari segi
pelaksanaannya, ada berbagai bentuk kerja sama:
1)
Kerukunan
contoh: tolong menolong dan
gotong royong (kerja bakti)
2)
Bergaining
Kerja sama yang
pelaksanaannya dengan perjanjian tentang pertukaran barang-barang atau jasa
antara dua organisasi atau lebih.
3)
Kooptasi
Suatu proses penerimaan
unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu
organisasi sebagai salah satu cara menjaga stabilitas dan menghindari
terjadinya kegoncangan.
4)
Koalisi
Kombinasi antara 2
organisasi/lebih yang punya tujuan sama.
5)
Joint venture
Kerja sama dalam
pengusahaan proyek-proyek tertentu.
b. Akomodasi
Istilah akomodasi berasal
dari kata accommodation yang berarti penyesuaian diri. Secara luas, makna
akomodasi adalah suatu bentuk proses social yang didalamnya dua atau lebih
individu atau kelompok berusaha untuk saling menyesuaikan diri, tidak saling menganggu
dengan cara mencegah, mengurangi atau menghentikan ketegangan yang akan timbul
atau yang sudah ada sehingga tercapai kestabilan.
Tujuan akomodasi:
1)
Mengurangi pertentangan antarindividu, individu-kelompok atau antarkelompok
sebagai akibat adanya perbedaan pendapat.
2)
Mencegah meledaknya pertentangan untuk sementara waktu.
3)
Memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yg hidupnya
terpisah sbg akibat faktor-faktor psikologis dan kebudayaan.
4)
Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah.
Akomodasi mempunyai beberapa bentuk, antara lain:
1.
Koersi (coercion): bentuk akomodasi yang prosesnya melalui paksaan fisik maupun
psikologis. Dalam koersi, ada pihak yang lemah dan ada pihak yang kuat.
2.
Kompromi (compromise): bentuk akomodasi yang terjadi karena pihak yang
bersengketa saling mengurangi tuntutannya agar tercapai kesepakatan.
3.
Arbitrasi (arbitration): akomodasi dengan menggunakan jasa pihak ketiga karena pihak
yang bersengketa tidak mampu menyelesaikan persengketaan. Pihak ketiga ini
ditunjuk oleh yang bersengketa atau pihak yang berwenang.
4.
Mediasi (mediation): hampir mirip dengan arbitrasi, hanya saja pihak ketiganya
netral dan tidak bisa memutuskan. Ia hanya bisa mengusahakan jalan damai tapi
tidak mempunyai wewenang untuk menyelesaikan masalah.
5.
Konsiliasi (consiliation): usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari
pihak yang berselisih untuk mencapai mufakat.
6.
Adjudikasi: cara penyelesaian perkara lewat pengadilan.
7.
Gencatan senjata: penangguhan permusuhan pada waktu tertentu karena menunggu
jalan keluar yang baik.
8.
Toleransi: bentuk akomodasi tanpa persetujuan formal. Kadang kala toleransi
timbul secara tidak sadar dan spontan akibat reaksi alamiah individu.
c. Asimilasi
adalah upaya untuk
mengurangi perbedaan antarindividu/kelompok untuk menghasilkan suatu
kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan bersama.
Asimilasi terjadi pada
masyarakat yang berbeda kebudayaan sehingga terbentuk kebudayaan baru dalam
waktu lama.
Asimilasi terjadi
setelah melalui tahap kerja sama dan akomodasi.
1. Syarat-syarat asimilasi:
a. Terdapat sejumlah
kelompok yang punya kebudayaan berbeda.
b. Terjadi pergaulan
antarindividu dan kelompok secara intensif dalam waktu yang lama.
c. Kebudayaan
masing-masing kelompok mengalami perubahan dan penyesuaian diri.
2. Faktor-faktor yang mendukung terjadinya asimilasi:
a. Sikap menghargai dan
menghormati orang lain dan kebudayaannya.
b. Sikap terbuka dari
golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
c. Persamaan dalam unsur budaya secara universal.
d.
Terjadinya
perkawinan campur antarkelompok yang berbeda budaya.
e. Mempunyai musuh yang sama dan meyakini kekuatan
masing-masing untuk menghadapi musuh tersebut.
3.
Faktor yang menjadi
penghalang asimilasi:
a. Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu.
b.
Kurangnya pengetahuan tentang kebudayaan baru.
c.
Adanya prasangkan buruk terhadap kebudayaan
baru.
d.
Adanya perasaan bahwa kebudayaan kelompok
tertentu lebih tinggi dari kebudayaan kelompok lainnya, sehingga tidak mau
menerima kebudayaan baru.
e. Adanya perbedaan
ciri-ciri fisik, seperti tinggi badan, warna kulit, atau warna rambut.
f. Adanya perasaan
keterikatan yang sangat kuat terhadap kebudayaan yang sudah ada.
d. Akulturasi
adalah hasil perpaduan
dua kebudayaan berbeda yang membentuk suatu kebudayaan baru dengan tidak
menghilangkan ciri-ciri kebudayaan masing-masing. Proses akulturasi berlangsung
dalam waktu yang lama.
2. Proses
Sosial Disosiatif (oposisi)
Suatu cara berjuang
melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
Yang termasuk proses sosial disosiatif antara lain:
a. Persaingan
adalah proses sosial
ketika individu-individu/kelompok-kelompok manusia bersaing untuk mendapatkan
sesuatu. Persaingan terjadi hampir di setiap bidang kehidupan. Namun persaingan
harus dilakukan secara jujur dan sportif.
b. Kontravensi
adalah proses sosial
yang berada di antara persaingan dan pertentangan. Kontravensi biasanya
bersifat rahasia. Dalam kontravensi, lawan tidak diserang secara fisik tapi
secara psikologis sehingga ia menjadi tidak tenang.
c. Konflik
adalah proses sosial
yang terjadi ketika pihak yang satu berusaha menyingkirkan pihak yang lain
dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Konflik muncul karena
adanya perbedaan perasaan, kebudayaan ataupun perbedaan kepentingan.
Bentuk-bentuk konflik
antara lain:
a.
Konflik pribadi
b.
Konflik antarkelompok
c.
Konflik rasial
d.
Konflik antarkelas sosial
e.
Konflik politik
f.
Konflik internasional
6. Status dan Peranan
Individu atau kelompok dalam Interaksi Sosial
Status seseorang
menentukan perannya, peran seseorang menentukan perilakunya.
1. Status (kedudukan)
Adalah posisi seseorang
dalam kelompok masyarakat secara umum sehubungan dengan keberadaan orang lain
di sekitarnya. Seseorang dapat mempunyai beberapa status karena ikut serta
dalam berbagai pola kehidupan.
Menurut Ralph Linton,
ada tiga macam status, yaitu:
a. Ascribed
Status
Status yang diperoleh
secara otomatis melalui kelahiran. Status ini bersifat tertutup, yaitu hanya
pada orang tertentu saja.
b. Achieved
Status
Status ini diperoleh
melalui usaha-usaha yang dilakukan sendiri. Jadi, status ini terbuka bagi
setiap orang. Semua orang dapat mencapainya, asalkan memenuhi syarat tertentu.
c. Ascribed
Status
Status ini merupakan
pemberian dari orang lain. Status ini umumnya diberikan kepada orang yang
berjasa memperjuangkan sesuatu bagi masyarakat.
2. Peran sosial
Peran adalah pelaksanaan
hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan status sosialnya. Jika seseorang
telah melaksanakan kewajiban dan meminta haknya sesuai dengan status yang
disandangnya, maka ia telah melaksanakan perannya. Status dan peran tidak dapat
dipisahkan karena tidak ada peran tanpa status.